Minggu, 19 Februari 2012

sejarah Gereja tempat pelayanan GSJA

SEJARAH GEREJA TEMPAT PELAYAN GSJA


Makalah Pribadi
Diserahkan Untuk Memenuhi Persyaratan Dari
Mata Kuliah Sejarah Gereja Indonesia








Nama: Gerdanus
NIM: 09-520





SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA ASIH
Jakarta
2011


SEJARAH GEREJA TEMPAT PELAYANAN GSJA

SEJARAH GSJA
Pertemuan ini akan menjadi pertemuan menarik karena di sana akan berkumpul tokoh misi, ketua misi GSJA berbagai negara dan dari berbagai gereja lokal juga. Apa keuntungannya jika sebuah gereja lokal mengirimkan delegasinya ke sana? Berkenalan dengan misi GSJA dunia yang telah ada di lebih dari 200 negara. Semangat misi gereja lokal anda akan dibangunkan bahwa ternyata kita adalah bagian dari sesuatu yang besar. Anda akan merasakan semangat tersebut, seperti yang saya rasakan dalam pertemuan-pertemuan kita. Anda harus memastikan bahwa kedatangan anda akan membawa alamat email dari ketua misi atau departemen misi dari 30 negara-negara di dunia untuk membangun.
Membangun partnership dengan mereka, anda tidak bisa mengirim misionaris ke negara-negara tetapi anda tetap dapat terlibat dalam misi dunia dengan cara membantu Pelayan Injil GSJA di negara lain. Saya berikan contoh, untuk seorang PI GSJA di Bangladesh, menurut Pdt. Jonathan Munshi, Ketua Umum GSJA Bangladesh. Saya telah menanyakan kepadanya apakah mungkin gereja Indonesia membantu PI anda, ia berkata “Tentu saja bisa!”. Artinya, seperti yang dikatakan Brad Walz pada pertemuan di WAGF Chennai baru-baru ini, “No church is too poor and too small to be involved in global mission!”.

BAGAIMANA AGAR KITA MENGALAMI TEROBOSAN ?
Marilah kita tidak puas hanya menjadi orang yang biasa-biasa saja, melainkan berusaha menjadi orang-orang yang bersemangat dalam melakukan segala hal bagi kemuliaan Tuhan karena kita diciptakan bagi kesenangan hati Tuhan!

JANGAN HANYA DILAYANI*
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah” (1 Petrus 4:10). Mencatat bahwa pemerintah dinilai gagal melakukan diplomasi tingkat tinggi dalam mengatasi kasus TKI Ruyati binti Satubi yang dipancung di Arab Saudi pada 18 Juni 2011. “Seharusnya Menakertrans dan Kepala BNP2TKI mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban dan penyesalan, bukan hanya ngomong,” kata
Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid, Direktur Wahid Institute melalui telepon, Senin 20 Juni 2011. Menurut Yenny, pemerintah tidak melakukan pertolongan. Padahal keluarga Ruyati sudah mengetahui kasus ini sejak Januari 2010 dan meminta pertolongan Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar Negeri dan BNP2TKI. “Pemerintah tidak melakukan diplomasi tingkat tingi,”katanya. Bahkan dalam salah satu talkshow di salah satu stasiun televisi menyebutkan bahwa menteri yang bersangkutan lebih mengutamakan kepentingan partainya daripada kepentingan bangsanya yaitu tugas kedinasan ketenagakerjaan yang dibidanginya. Jelas dari tulisan di atas faktor kepemimpinan bisa disoroti dalam hal ini menjadi salah satu faktor mengapa bisa terjadi perisitiwa dipancungnya ‘pahlawan devisa’ tersebut. Mungkin ini sudah menjadi tanda zaman bahwa integritas manusia mulai hilang! Motivasi dan nilai kepemimpinan yang benar dalam diri seorang pemimpin sudah sirna. Ini yang selalu diamati oleh rakyat yaitu jika akan memimpikan sebuah kedudukan atau kepemimpinan maka rakyat disanjung-sanjung agar suara mereka mendukung dirinya, tetapi ketika terpilih memiliki kedudukan rakyat dibuat bingung.
Rasul Petrus mengingatkan, “layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah” (1 Petrus 4:10). Pemimpin harus memiliki komitmen untuk melayani dengan karunia yang ada. Bahkan Tuhan Yesus memberikan teladan kepemimpinan ketika Ia membasuh kaki semua muridNya. Dan, Tuhan Yesus pun jauh-jauh hari telah menegaskan, “…sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20:28). Tuhan Yesus selalu action cepat untuk melayani bagi kemasyalatan umatNya. Kiranya kita akan menjadi seorang yang tidak hanya NATO artinya No Action Talk Only (hanya bicara tidak ada tindakan). Kunci dari segalanya adalah menjaga integritas diri seorang pemimpin agar selalu melayani dan bukan menuntut untuk dilayani saja!
“Jangan Hanya Dilayani” ini harus selalu menggema dalam telinga setiap pemimpin di Gereja kita. Selalu terfokus kepada kepimpinan yang melayani dan bukan dilayani. Baik sekali jika ini harus disampaikan kepada setiap orang yang akan dipilih menjadi Pemimpin Nasional atau BPP (Badan Pengurus Pusat) kelak dalam Kongres ke-22 di Surabaya. Juga, para pemimpin tingkat daerah seperti BPD (Badan Pemimpin Daerah) harus belajar juga lebih mementingkan kepentingan bagi kemajuan daerahnya daripada terus sibuk dengan kepentingan gerejanya sendiri atau bahkan kepentingan dirinya sendiri. Seorang gembala sidang harus senantiasa meneladani pola penggembalaan Tuhan Yesus, Sang Gembala Agung yang berkomitmen dan telah membuktikannya yaitu ‘berkorban’ bagi domba-dombaNya.
Jelas, kita harus belajar memetik pelajaran dari setiap kejadian di sekitar kita bahwa jangan sampai ada yang menjadi korban karena gara-gara kesalahan tindakan kepemimpinan kita. Jika, suatu program tidak tercapai bukan karena orang yang dipimpin yang tidak bisa melaksanakannya, melainkan pdari pemimpinlah yang belum bisa memberikan teladan untuk melaksanakannya. Jika orang yang dipimpin tidak bertumbuh karena pemimpinnya tidak bertumbuh. Ada pepatah, “Jika melihat buah harus melihat pohonnya”. Bukankah tidak mungkin jika buah semangka berasal dari pohon mangga? Biarlah setiap kita sebagai pemimpin meminta kekuatan oleh Roh Kudus untuk senantiasa berkomtimen dan melayani dengan baik orang yang kita pimpin. Bahkan, VIP service harus menjadi motto agar setiap orang yang kita layani, jemaat yang kita layani merasa dipuaskan dan diberkati dengan pelayanan kita. Pelayanan Tuhan Yesus sebagai model pemimpin adalah ‘menyelamatkan’ seluruh umat manusia di muka bumi ini dan “barangsiapa yang percaya kepada tidak bisa melainkan memperoleh hidup yang kekal”. “Selalu Siap Melayani” bergema dalam diri setiap pemimpin, maka orang yang dipimpinnya akan mengikuti jejak teladan pemimpinnya. Kiranya, setiap kita selalu melayani dan bukan dilayani! Tuhan memberkati.

Sejarah Singkat GSJA
Sejarah pelayanan GSSJA di Indonesia dimulai dengan hadirnya 3 keluarga Misionaris Amerika yang menjadi pioneer pelayanan GSSJA di Indonesia: keluarga Kenneth dan Gladys Short, keluarga Ralph Mitchell dan Edna Lucy Devin serta keluarga Raymond dan Beryl Busby. Mengikuti panggilan Allah dalam kehidupan masing-masing, secara terpisah dan tidak saling mengenal, mereka memulai pelayanannya dengan pergi ke Hindia Belanda demi memberitakan Injil Yesus Kristus.
Kenneth Short mula-mula terpanggil untuk melayani di Borneo (Kalimatan). Pada tahun 1936 ia tiba di Banjarmasin, salah satu kota besar di pulau tersebut. Ia memberitakan Injil di sebuah kawasan di tepi Sungai Kahayan yang dikenal dengan nama Pulau Pisang. Di sinilah ia mendapatkan buah sulung pelayanannya ketika terjadi mujizat Tuhan yang menyembuhkan seorang yang buta. Kakak dari orang buta yang disembuhkan tersebut, bernama Saridjan, merupakan penduduk asli daerah Sungai Kahayan pertama yang percaya kepada Kristus. Berikutnya adalah keluarganya dan beberapa orang lainnya. Ketika pecah II, demi alasan keamanan, Kenneth Short membawa keluarganya kembali ke Amerika Serikat.
Tahun 1934 Ralph Mitchell Devin bertobat setelah mendengar khotbah C.M. Ward di Bethel Temple, Seattle. Empat tahun kemudian, ia memutuskan untuk menjual bisnis furniture-nya di kota Seattle dan pergi ke Hindia Belanda sebagai misionaris swadana. Keluarga Devin melakukan pelayanan mereka di daerah Maluku. Segera sesudah tiba di Maluku, keluarga Devin mendirikan semacam kantor pusat kegiatan penginjilan di Ambon. Pada awalnya mereka bekerjasama dengan Job Silloy, seorang gembala dari De Pinkstergemeente in Nederlandsch Oost Indie, namun hanya bertahan enam bulan lamanya karena ada perbedaan doktrin. Setelah berpisah dari Job Silloy, Ralph Devin memutuskan untuk mendirikan Bethel Indies Mission pada bulan September 1938. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 24 April 1940, organisasi ini mendapat pengakuan dari pemerintah Hindia Belanda. Devin menjadi Ketua dan Raymond Busby menjadi Wakil Ketua. Tahun 1939, keluarga Devin mengundang John Sung, seorang penginjil Karismatik dari daratan Tiongkok untuk datang memberitakan Injil dalam KKR di Ambon. Banyak orang bertobat dan mereka menjadi cikal bakal jemaat awal GSSJA di Maluku. Saat pecahnya Perang Pasifik, aktivitas penginjilan keluarga Devin terpaksa dihentikan dan pada bulan Januari 1942 Devin membawa keluarganya keluar dari Hindia Belanda untuk kembali ke Amerika Serikat.
Keluarga Busby tiba di Medan pada tahun 1939. Karena kedekatan hubungan, pada mulanya mereka melayani di bawah payung Bethel Temple Mission. Tetapi kemudian Busby memutuskan untuk bergabung dengan Bethel Indies Mission. Busby merintis dan mengembangkan gereja di Sumatera. Ia juga sempat beberapa kali mengunjungi dan melayani sebuah jemaat Gereja Pentakosta di jalan Pecenongan 54 yang digembalakan sahabatnya, Misionaris dari Bethel Temple Seattle, Richard van Klaveren. Di awal Perang Pasifik, Busby dan keluarganya kembali ke Amerika Serikat. Saat PD II berkecamuk dengan dahsyatnya, Ralph Mitchell Devin dan Raymond Arthur Busby menggabungkan diri sebagai bagian pelayan Injil di Northwest District Council of the American Assembly of God dan diminta untuk melayani di Seattle. Ralph Devin menjadi gembala di White Center Assembly of God sedangkan Raymond Busby menjadi gembala sidang West Assembly of God selain mengajar paruh waktu di Northwest Bible Institute. Sebelumnya pada tahun 1935 Kenneth Short menjadi Pendeta Assembly of God. Ia juga pernah menjadi gembala di Buckley, Washington sebelum diminta oleh kantor pusat AoG untuk menangani penerbitan majalah Misionaris.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya. Belanda tidak mau begitu saja kehilangan jajahannya. Terjadilah Perang Revolusi (1945 – 1950). Justru di saat-saat inilah tiga keluarga perintis GSJA tersebut kembali ke Indonesia. Mereka tidak lagi berangkat sebagai Misionaris Swadana melainkan menjadi Misionaris yang resmi diutus oleh Division of Foreign Mission of American Assembly of God. Dari tahun 1946 – 1951 Bethel Indies Mission adalah nama resmi dari GSJA. Dalam Kongres I di Jakarta tanggal 1-5 Januari 1951, namanya resmi diubah menjadi the Assembly of God in Indonesia (GSJA di Indonesia). Tahun 1946 keluarga Busby kembali ke Jakarta. Ia diminta untuk menggembalakan Gereja Pentakosta di jalan Pecenongan 54 dengan dua alasan: sebelumnya pernah beberapa kali berkhotbah di sana dan karena gembala sebelumnya, Richard van Klaveren, meninggal dunia. Pada mulanya terjadi masalah karena Busby tidak lagi bernaung di bawah Bethel Temple melainkan di bawah payung Bethel Indies Mission sedangkan gereja tersebut terkait dengan Bethel Temple – Pinkster Gemeente. Masalah ini terselesaikan ketika akhirnya jemaat setempat setuju untuk menggabungkan diri dalam wadah Bethel Indies Mission.
Pada bulan Desember 1951, Jetro Bunjamin dipilih untuk menggembalakan GSJA di jalan Pecenongan 54 menggantikan Raymond Busby. Di bawah kepemimpinannya, gereja itu bertumbuh dengan baik dan membuka banyak perintisan sebagai cikal bakal GSJA di Jakarta dan Jawa Barat. Sebagai daerah pusat pemerintahan dan bisnis Indonesia dan sebagai akibat pertumbuhan GSSJA di Jakarta dan Jawa Barat, maka pada tahun ……. dibentuklah Badan Pengurus Daerah GSJA DKI – Jabar sebagai cikal bakal BPD GSJA DKI Jaya.
Yesus berdoa dalam Yohanes 17:22-23 “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”Yesus berkata dalam doa-Nya bahwa Bapa memberi Dia kemuliaan dan Yesus melimpahkan kemuliaan itu kepada gereja-Nya untuk tujuan yang spesifik yaitu, agar kita menjadi satu.
Diadakan Kongres tepatnya di surabaya kota Pahlawan. Acara dimulai dari kebrangkatan para peserta dari daerah maing-masing. Tak ketinggalan pula peserta yang datang dari NTT yang berjumlah kurang lebih 43 orang pendeta. diantaranya 29 orang yang dilantik. Para peserta diberi penginapan yang luar biasa karena diberikan hotel mulai dari bintang 3 sampai Bintang lima.diantaranya adalah Hotel Ina, Hotel Seraton, Hotel Tunjungan Plasa, dan Hotel J.W. Mariot.
Tim dari Kupang ada yang telah berangkat dari hari jumat, namun anggota BPD GSJA NTT semuanya baru berangkat ke Kongres, menggunakan pesawat Batavia Air. rombongan berangkat pada jam 7 waktu Kupang. diantaranya Pdt. John Adu (Ketua), Pdt. Paul J Amirullah (Wakil), Pdt. Paulus Lawalata (Sekretaris), Pdt. Jery Adoe (Komaisaris), Pdt. Hilda Adu, Pdt. Reny Adoe, Pdt. Paulina Sitepu, Pdt. Sri Manu, Pdt. Aknita Molebila, Pdt. Mel Atok, Pdt. Maryana Adoe, Pdt. Arnoldus Bowakh, Pdt. Besie bersama isterit, dan masih banyak lagi. Dan rombongan tiba di Surabaya jam 9 Waktu Surabaya. kami disambut oleh Panitia Kongres. Lalu peserta dari NTT diantar ke GSJA Ambengan Surabaya untuk melakukan registrasi atau pendaftaran kembali. Kemudian kami diberikan beberapa perlengkapan acara diantaranya : tas kongres, Jas Kongres, Name Take Electric dan juga buku serta alat tulis. Kemudian rombongan dianta ke tempat penginapan masing-masing.
Acara baru dimulai tepat jam 2 waktu surabaya. Acara dimulai dengan puji-pujian oleh Pdt. Alex Nunuhitu S.Th, dilanjutkan dengan khotbah oleh Pdt. DR Mohan dari india. dan kebaktian selanjutnya kebaktian KKR dan kebaktian pagi juga dipimpin oleh beliau. Acara berikut adalah pemilihan presidium dan yang terpilh adalah Pdt. Jack Lumanao (Ketua), Pdt.Mantiri (wakil) dan Pdt. HAS Kembaren sebagai sekretaris Presidium. Pada Malam Hari dilanjutkan dengan kebaktian dan malam pujian spesial dari NTT. acara pelantikan sendiri dipimpin langusung oleh (Ketua Umum lama) yakni Pdt. I Kaihatu. pelantikan pendeta penuh sendiri berjumlah kurang lebih 300 orang pendeta diantaranya dari NTT. dan Acara penatikan ini sungguh terasa hadirat Tuhan. Para pendeta yang akan dilantik diminta untuk mengingat kembali dan membuat komitmen baru yakni menjangkau orang-orang terhilang bagi Yesus. Dan berkut adalah nama-nama Para Pendeta dari NTT yang dilantik pada Kongres GSJA Ke XXII di surabaya antara lain :1. Pdt. Reny Adoe2. Pdt. Beny Mundung 3. Pdt. Since Aplugi 4. Pdt. Mel Atok 5. Pdt. Sri Manu. 6. Pdt. Maryana Adoe 7. Pdt. Paulina Sitepu 8. Pdt. Yohanis Kase 9. Pdt. Puji Setianingsi Kase 10, Pdt. Yohanis Dethan 11. Pdt. Anci Henuk 12. Pdt. Yance Henuk 13. Pdt. Yusri Taniu 14. Pdt. Dorce Teuf 15. Pdt. Yakobeth Besie 16. Pdt. Yeni Wong 17. Pdt. Nikanor Lasfeto 18. Pdt. Monilischa Walengi Hekboy














Tanggapan

Kelebihan
GSJA ada rasa kepedulian terhadap gereja lain, karena visi dan misi mereka sangat kuat begitu juga GSJA lainnya. Dalam persaudaraan mereka selalu akrab dengan yang lain gereja mana aja selalu ada rasa kepedulian terhadap sesamanya untuk membangun kerajaan Allah. Setiap akhir bulan pergantian pembicara setiap gereja masing-masing, dan para misionaris dari luar datang 2 bulan sekali ,sampai sekarang tidak putus hubungan gereja lainnya.

Kelemahan
GSJA ada rasa kepedulian tetapi sekali tidak didatang misalnya rapat atau segala sesuatunya tidak ada hubungan lain karena mereka sudah komitmen mereka sangat kuat, dan tidak mau mereka dengarkan lagi bagi gereja lain.

Rabu, 15 Februari 2012

logika

Proposisi
Telah kita ketahui, logika mempelajari cara bernalar yang benar dan kita tidak bisa melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi premisnya. Premis-premis dimana logika bergelut berupa pernytaan dalam bentuk kata-kata, meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan dalam rumus-rumus.
Pernyataan pikiran manusia adakalanya mengungkapkan keinginan , perintah, harapan cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik dinyatakan dalam bentuk positif maupun benyuk negative.
Sekarang bagaimanakah mengukur benar atau salahnya suatu proposisi? Dalam logika dikenal adanya dua macam proposisi, menurut sumbernya, yaitu proposisi analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik adalah proposisi proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya, seperti:
Mangga adalah buah-buahan.
Kuda adalah hewan.
Ayah adalah orang laki-laki.
Kata hewan pada contoh kuda adalah hewan pengertiaanyan sudah terkandung pada subyek kuda. Jadi predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuian baru. Proposisi analitik disebut juga proposisi a priori.
Proposisi sinetik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya, seperti:
Papaya ini manis.
Gadis itu gendut.
Onassis adalah kaya raya.
Kata manis pada proposisi gadis ini manis pengertiannya belum terkandung pada subyeknya yaitu gadis. Jadi kat manis merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui peeengalaman. Proposisi menurut bentuknya ada tiga macam, yaitu: proposisi, kategorik, proposisi hipotetik dan proposisi disyungtif.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang bmengandung pernyataan tanpa adanya syarat,seperti :
Hasan sedang sakit.
Anak-anak yang tinggal diasrama adalah mahasiswa.
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu termsubyek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara termsubyek dan term predikat. Sekarang perhatikan dahulu proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:
 Proposisi universal : semua tanaman membutuhkan air.
 Proposisi particular : sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
 Proposisi singular : seorang anak yang bernama Hasan adalah seorang Guru.
Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quanifier-nya tanpa mengubah kuantitas proposisi:
 Proposisi universal : tanaman membutuhkan air.
 Proposisi particular : manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
 Propopsisi singular : Hasan adalah Guru.
Dalam proposisi tanaman membutuhkan air, meskipun quantifier-nya tidak dinyatakan yang dimaksud semua tanaman, karena tidak satu tanaman, karena tidak satu tanamanpun tidak membutuhkan air.
Kopula adalah kata yang menegaskan hubungan term predikat baik hubunga mengiakan maupun hubungan mengingkari. Bila ia berupa adalah berarti mengiakan dan bila berupa tidak bukan atau tidak bukan atau tak berarti mengingkari. Kopula manentukan kualitas proposisinya.
Dari kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi, yaitu:
 Universal positif, seperti: semua manusia akan mati.
 Particular positif seperti: sebagian manusia adalah Guru.
 Singular positif, seperti: Rudi adala pe

























































Tete.
Ev gerdanus

pendidikan

Pendidikan Agama Kristen (PAK) unik, berbeda dengan pendidikan umum. Unik karena prosesnya tidak melulu dikerjakan manusia, tetapi juga melibatkan pribadi Allah. Keterlibatan-Nya mutlak diperlukan karena PAK bukan hanya mendidik secara ilmu pengetahuan, namun juga membentuk karakter. Dalam pendidikan agama Kristen kapankah pendidikam agama itu dimulai untuk menjawab pertanyaan kita perlu untuk melihat dan memperhatikan Alkitab sebagai wahyu khusus Allah yang kita yakini firman Allah sejati yang tertulis. Melalui Alkitab dan sejarah hidup orang percaya pendidikan agama Kristen berpangkai kepada persekutuan Umat Tuhan didalam perjanjian lama. Jadi pada hakikatnya, dasar-dasarnya sudah terdapat dalam sejarah suci purbakal. Pendidikan Agama Kristen itu mulai dengan terpanggilnya Abraham menjadi nenek moyang umat pilihan Tuhan, bahkan pendidikan Agama Kristen berpokok pada Allah sendiri, karena allah adalah menjadi pendidik Agung bagi umat-Nya. Oleh ebab itu untuk menemukan akar-akar pendidikan Agama Kristen itu, haruslah kita menggali didalam Alkitab, tempat Tuhan menyatakan rahasia keselamatan-Nya kepada bangsa Israel.

Buku ini berisi prinsip-prinsip dasar yang dapat dikembangkan menjadi sarana ampuh untuk mengajar agama Kristen secara menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, sosial dan emosional, serta rohani. Di dalamnya, kita akan mendapat berbagai kajian pendidikan dasar dan teologi sehingga kita mendapatkan pandangan secara lengkap. Ide-ide praktis dalam buku ini akan memacu kita membuat penerapan yang sesuai dengan kenyataan.

Buku ini akan menjadi penuntun bagi pelayan gereja, guru agama, mahasiswa Teologi dan PAK, serta keluarga Kristen dalam mendidik anak-anak sampai orang dewasa sehingga memiliki karakter yang serupa dengan Kristus.
Ev Gerdanus

pergaulan pemuda

Pergaulan Muda-Mudi Kristen
A. Pergaulan Umum
Manusia diciptakan bukan saja sebagai makhluk individu, tetapi juga sebagai makhluk sosial (Kej 2:18, 3:8). Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, tetapi juga harus bergaul satu dengan yang lain. Pergaulan juga merupakanalat sosialisasi bagi manusia, yang melaluinya kita disiapkan untuk hidup bermasyarakat. Ternyata, hubungan antar manusia (human relation) ini sangat memerlukan keberhasilan dalam kehidupan seseorang, baik dalam bidang pekerjaaan maupun dalam hidup berumah tangga, Karena itu penting sekali kita mempelajari seni bergaul yang baik.
Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan agar kita dapat bergaul dengan baik di tengah-tengah masyarakat , yaitu:
1. Tinggalkan persoalan sendiri dan pikirkan hal yang menarik perhatian orang.
2. Manfaatkan kebaikan dan abaikan kelemahan orang lain.
3. Kembangkan sikap sopan santun dan keramahtamahan
4. Belajarlah mengingat nama orang lain (terutama yang telahkita kenal atau temui)
5. Biasakan senang mengucpkan terima kasih dan permohonan maaf.
6. Belajarlah untuk memuji dan memberi penghargaaan kepada orang lain dengan tulus
7. Berilah kesempatan dan dorongan agar orang lain mau berbicara
8. Ucapkanlah kata-kata yang tepat, berguna dan bijaksana.
9. Milikilah kejujuran ketulusan hati.
10. Selalu memohon kepada Tuhan untuk membentuk hidup kita yang lebih baik
Pergaulan khusus antar lawan jenis terbagi atas kencan, pertunangan dan pernikahan. Namun yang akan dibahas disini adalah masalah berkencan. Istilah kencan biasanya berkaitan dengan pengertian seorang pria dan wanita yang belum menikah, mengadakan janji untuk bertemu dan pergi bersama.
HUBUNGAN kencan ini terbagi dalam:
1. Kencan BIASA
Dalam bentuk kencan ini biasanya seorang pria belum mempunyai perasaan khusus terhadap seorang wanita, demikian pula sebaliknya. Walaupun akhirnya karena sering bertemu, pergi bersama, bisa saja hubungan ini mengarah pada pacaran. Bentuk kencan ini bisa berupa belajar bersama, mengikuti aktivitas gereja bersama atau sekolah bersama, dsb. Pada tahap ini teman kencan belum dibatasi dan biasanya sama sekali belum memikirkan atau membicarakan kemungkinan hidup bersama.
2. Kencan Khusus
Dalam tahap ini kedua belah pihak sudah saling menyatakan perasaaan hatinya sehingga masing-masing mulai belajar lebih mengenal satu sama lain secara lebih mendalam. Kemungkinan untuk hidup bersama sudah mulai dibicarakan. Dan teman kencan dibatasi hanya pada satu orang saja.
Kapan sebaiknya mulai seorang berpacaran?
Bila sudah dewasa dan siap untuk menikah. Dianjurkan untuk tidak berpacaran pada masa remaja atau pubertas, karena pada masa tersebut seseorang masih belum stabil (lebih mudah berubah), sehingga belum dapat membedakan cinta sejati (yang berisi pengabdian, pengertian dan tanggung jawab), dan cinta monyet (masih meletup-letup dan mudah berubah).
B. Memilih Teman Hidup
Mendapatkan teman hidup yang sesuai dengan kehendak Allah adalah hal yang sangat penting, karena dalam iman kristen tidak boleh ada perceraian (Mat 19.6)
Cara yang keliru yang harus dihindari misalnya:
1. Mengadakan pelet atau guna-guna
2. Sistem tunjuk Alkitab secara Acak/menggunakan Alkitab sebagai buku nujum
3. Minta tanda secara magis seperti horoskop dst
4. Tidak menggunakan standar secara Alkitabiah, seperti memilih berdasarkan keinginan mata (Ams 31:30), atau karena daya tarik materi
Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam berkencan yang mengarah kepada pernikahan, yaitu:
1. Apakah Kita Sepadan?
A. Dalam iman. Carilah orang yang sudah lahir baru (2Kor 6.14)
B. Dalam segi fisik. Sebaiknya pria lebih tua 4 tahun
C. Dalam pendidikan. Bila ternyata tingkat pendidikan jauh berbeda, maka biasanya akan menimbulkan masalah di dalam hal berkomunikasi. Dianjurkan bagi yang masih belajar untuk menyelesaikannya terlebih dahulu dengan baik (Ams 24.27, Kid 3.5)
D. Dalam segi sosial. Perbedaan status sosial, tingkat ekonomi, adat kebiasaan, suku atau bangsa perlu menjadi pertimbangan, sebab hal ini sangat berpotensi untuk menimbulkan masalah yang memerlukan banyak waktu untuk beradaptasi satu dengan yang lain.
Untuk menentukan apakah kita sudah menemukan pasangan yang sepadan dibutuhkan waktu. Cinta sejati tahan terhadap ujian waktu. Cinta sejati tidak memudar. Bahkan makin bertumbuh seiring dengan berlalunya waktu.
2. Apakah Orang Tua Setuju?
Efesus 6.1-3 memerintahkan kita agar taat dan hormat terhadap orang tua. Banyak kita orang-orang muda sering menganggap orang tua sebagai penghalang bagi keinginan hati kita, padahal Allah seringkali menyatakan kehendakNya melalui orang tua kita (yang seiman). Biasanya orang tua memiliki pandangan yang lebih realistis dibandingkan dengan kita anak-anak muda, apalagi yang sedang jatuh cinta. Jadi restu orang tua sangat penting bagi kebahagiaan hidup rumnah tangga kita.
3. Apakah Kita Bersih secara Moral?
Kita harus senantiasa hidup menyenangkan dan memuliakan TUHAN (2Kor 5.9). Masa pacaran jangan digunakan untuk melampiaskan nafsu berahi, namun untuk saling mengenal pribadi satu dengan yang lain lebih mendalam. Karena itu hindarilah percumbuan, tempat-tempat sepi dan gelap, dan hal-hal yang dapat menimbulkan nafsu berahi (Misalnya nonton blue film, menggunakan pakaian yang merangsang, dll). Sebaiknya isilah waktu pacaran dengan hal hal yang positif seperti berolah raga, belajar bersama, mengikuti kegiatan gereja dsd.
C. Etika yang Harus Diperhatikan Waktu Berpacaran
1. Tunjukkan saling menghormati. Jangan membiasakan meraba-raba
2. Pilih waktu dan tempat yang tepat dan layak untuk berpacaran
3. Hindari kebiasaan yang dapat menimbulkan berahi. Contoh: berciuman. Karena berciuman akan menimbulkan nafsu berahi.
4. Jangan bertamu (wakuncar) sampai larut malam (terlalu lama)
5. Hormati orang tuanya ( cara berbicara dan bertingkah laku)
6. Jangan terlalu demooontratif dalam berpacaran.
7. Berpikirlah selalu dengan pikiran yang bersih dan memuliakan Tuhan
D. Alasan untuk Menghindari Hubungan Seks Pra-Nikah
1. Alkitab memandang hubungan seks itu baik hanya dalam konteks pernikahan ( Kej 1:27-28). Karena itu perlu sekaliuntuk menjaga kesucian ( Ibr 13:4) selama berpacaran
2. Ada resiko hamil diluar nikah
3. Mengakibatkan rasa bersalah yang mendalam
4. Menimbulkan ketidakpercayaan, ketakutan dan kecurigaaan, bahkan dapat menimbulkan perasaan benci ( II Sam 13:15)- Kasus Amnon dan Tamar
5. Merusak malam pertama pernikahan
6. Mengakibatkan hal-hal yang negatif secara rohani, yakni:
* Kedamaian dalam jiwa menjadi pudar (1Pet 2:11)
* Hubungan persekutuan dengan Tuhan akan terganggu, sehingga kita seperti kehilangan gairah untuk hal-hal yang rohani (Yes 59.2, Yoh 3.20)
* Kegunaan kita bagi Tuhan akan berkurang (2Tim 2.21)
* Menungundang hukuman Allah
Perhatikan proses jatuh ke dalam dosa seks pra-nikah:
Selalu bersama-sama –> berpegangan tangan –> berpelukan –> berciuman –> berciuman yang lama (bibir) –>; mulai berahi –> mulai meraba –> saling terangsang –> percumbuaan ringan –> percumbuan berat –> saling memainkan organ seks –> hubungan seks.
Jadi hindarilah tindakan-tindakan seksual pada taraf yang paling dini, agar kita tidak “hangus terbakar”. Sebaliknya milikilah hubungan pergaulan muda-mudi yang sehat yang berdasarkan Firman Tuhan.
(Ev gerdanus )

Sabtu, 11 Februari 2012

Tuhanlah penolong yang satu-satunya

celakalah orang-orang yang pergi kemesir minta pertolongan yang mengandalkan kuda-kuda yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya tetapi tidak memandang kepada tang mahakudus, Allah israel dan tidak mencari maka dari itu carilah Tuhan selama ia berkenan ditemui carilah wajahnya selalu tiap jam baru tiap hatu baru tiap pagi

Senin, 06 Februari 2012

Disaatku Tak Berdaya

begitu banyak tantangan yang dihadapi pada saat PPl yaitu karakter jemaat dan pendeta banyak hal yang perlu dibahas masalah tentang gereja doakan dan kerjakan tetap tertuju pada otoritas sebagai hamba Tuhan, jika kita takut menghadapi situasi dan keadaan komunikasikan terhadap yang lain supaya ada tanggung jawab bersama dimanapun kita berada misalnya makan tahu tidak bisa menjadi bisa makan tahu ikannya ikan asintetap asin diawaktu kita sendiri tidak bisa makan ikan asin menjadi kemakan deh doakan ya supaya mampu selama PPl ini